KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Guna memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pengantar Manajemen yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang "Struktur dan Desain Organisasiâ. Makalah ini disusun untuk dijadikan pembelajaran ilmu Manajemen. Rangkaian-rangkaian materi ini yang diharapkan dapat membantu para pembaca dapat mengerti bab âStruktur dan Desain Organisasiâ ini. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kami dan juga pembacanya. Demikian hasil makalah yang kami buatstruktur dan desain organisasi yang berbentuk makalah ini. Kami berharap tulisan ini bisa menambah ilmu pengetahuan kita . Kami sadar, bahwa dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan yang semestinya pada makalah ini sangat kami harapkan pada semua pihak yang berkenan memperhatikan isi dan penulisannya. Kami berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkannya. Semarang, 18 November 2016 Tim Penulis DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah 1. Tujuan Makalah BAB II PEMBAHASAN Pengertian Struktur dan Desain Organisasi Enam Elemen Utama Desain Organisasi Model Desain Organisasi Faktor â Faktor Kontinjensi Desain Organisasi Tradisional dan Kontemporer BAB III PENUTUP Kesimpulan............................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang meliputinya. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugastugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi agar tujuann organisasi dapat dicapai dengan efisien. Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekansime formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, weweanang dan tanggung jawab yang berbeda dalalm suatu organisasi. Adapun faktor-fakor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah 1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya 2. Teknologi yang di gunakan 3. Anggota atau orang-orang yan terlibat dalam organisasi 4. Ukuran organisasi Desain organisasi dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi dann lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut. Desain organisasi menuntut manajer untuk melihat secara berssamaan ke dalam organisasi dan keluar organisasi. Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting, pertama adalah perubahan strategi dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu, desain organisasi merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam struktur termasuk mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka menyusun desain organisasi. Manajer hendaknya memandang desain organisasi sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi dengan gaya situasional atau kontingensi, yaitu struktur yang ada di desain untuk menyesuaiakan keadaan organisasi atau sub unitnya yang unik. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. Apakah pengertian struktur dan desain organisasi? Apa saja enam elemen dalam desain organisasi? Apa yang dimaksud struktur mekanistik dan organik? Apa saja faktor kontinjensi dalam struktur organisasi? Apa saja macam â macam desain organisasi tradisional dan kontemporer? 1. 2. 3. 4. 5. Mengetahui pengertian struktur dan desain organisasi Mengetahui enam elemen dalam desain organisasi Mengetahui pengertian struktur mekanistik dan organik Mengetahui faktor â faktor kontinjensi dalam struktur organisasi Mengetahui macam â macam desain organisasi tradisional dan kontemporer. Tujuan Makalah BAB II PEMBAHASAN Pengertian Struktur dan Desain Organisasi Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi yang merupakan suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompok- kan, dan dikoordinasikan secara organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi. Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi. desain organisasi, Ivancevich 2008 mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi. Enam Elemen Utama dalam Organisasi 1. Spesialisai Kerja Spesialisasi kerja ialah pembagian kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai tugastugas yang terpisah. Spesialisasi kerja juga biasa disebut pembagian kerja division of labour. Tujuannya agar individu tersebut dapat menguasai keahlian lain dalam upaya peningkatan output kerja. Sekarang ini kita menggunakan istilah spealisasi kerja, untuk melakukan sejauh mana tugas-tugas di organisasi itu di bagi-bagi menjadi sejumlah pekerjaan sendiri. Inti dari spesialisasi adalah bahwa keseluruhan pekerjaan tidak di kerjakan oleh satu orang tapi dipecah menjadi beberapa langkah dan setiap langkah di selesaikan oleh orang yang berbeda. Karyawan individual dispesialisasikan untuk melakukan sebagian aktifitas bukannya keseluruhan aktivitas pekerjaan. Selama paruh abad ke 20, para manajer menganggap spealisasi kerja sebagai sumber penigkatan produktivitas yang tidak akan pernah berakhir. Dan selama beberapa waktu memang begitu! Karena spealisasi itu tidak d praktikkan secara luas,ketika spealisasi kerja diimplementasikan, produktifitas karyawan meningkat. Namun, sebelum tahun 1960 an, menjadi jelas bahwa sesuatu hal yang baik dapat dilakukan secara berlebihan. Dalam beberapa pekerjaan telah terlampaui titik di mana pemborosan manusia akibat dari spealisasi kerja , kebosanan,kelelahan,stress, mutu yang buruk, meningkatnya absensi dan tingginya pergantian karyawan-jauh mengalahkan keuntungan manajer zaman sekarang menganggap spesialisasi kerja sebagai mekanisme perorganisasian yang penting, tetapi bukan sebagaisumber produktivitas yang terus menerus meningkat. 2. DEPARTEMENTALISASI Departementalisasi adalah kegiatan pekerjaan bersama yang harus dihimpun kembali sehingga berbagai pekerjaan yang terpisah dapat dikoordinasikan dan diintegrasikan kembali. Bentuk departementalisasi yaitu departemntalisasi Fungsional, departemntalisasi Geografis, departemntalisasi Produk, departemntalisasi Proses, dan departemntalisasi Konsumen. Departementalisasi adalah pengelompokan pekerjaan menjadi departemen aktivitas pekerjaan yang serupa secara logis berhubungan., oleh karena itu merupakan hasil keputusan manajer tentantg aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi tugas atau secara jelasnya adalah Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu. Lima bentuk umum departementalisasi 1. Departementalisasi fungsional mengelompokkan pekerjaan berdasarkan fungsi yang di lakukan. Pendekatan itu dapat dilakukan dalam semua jenis organisasi, walaupun fungsin-fungsinya berubah dalam rangka mencerminkan tujuan dan 2. kegiatan kerja organisasi Departementalisasi produk mengelompokkan pekerjaan berdasarkan lini pendekatan ini, tiap bidang produk utama di tempatkan di bawah wewenang manajer yang ahli dalam bidang itu dan bertanggung jawab atas segala 3. sesuatu yang harus di lakukan terhadap lini produk itu. Departementalisasi geografis mengelompokkan pekerjaan berdasarkan 4. berdasarkan wilayah atau geografis . Departementalisasi proses mengelompokkan pekerjaan berdasarkan arus produk atau pelanggan , dalam pendekatan ini , kegiatan harus mengikuti arus 5. pemrosesan alami produk atau bahkan pelanggan Departementalisasi pelanggan mengelompokkan pekerjaan berdasarkan kelompok pelanggan yang mempunyai kebutuhan atau masalah bersaing yang dapat sangat baik di penuhidengan mempunyai tenaga spesialis pada masingmasing pelanggan itu. Organisasi â organisasi besar sering menggabungkan sebagian besar atau semua bentuk departementalisasi itu. Misalnya, sebuah perusahaan elektronik besar di jepang mengorganisasi tiap-tiap divisinya menurut lini funsional,mengorganisasi unit-unit pabrikasinya menurut proses , unit-unit penjualannya menurut wilayah geografis,wilayah penjualan menjadi empat pengelompokan pelanggan. Dua tren departementalisasi adalah meningkatnya penggunaan departementalisasi pelanggan dan pengunaan tim lintas fungsi. Departementalisasi pelanggan digunakan untuk memantau kebutuhan pelanggan dan lebih mampu menganggapi perubahan kebutuhan. Lintas fungsi itu mampu memahami pelanggannya dan lebih cepat menganggapi permintaan mereka. 3. Rantai Komando Merupakan garis wewenang yang tidak terputus yang membentang dari tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan siapa melapor kepada merupakan hak yang melekat pada posisi menejerial tertentu yang memberi tahu orang apa yang harus dilakukan dan mengharapkan orang itu melakukannya. Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan tugas apa saja yang dibebankan. Kesatuan Komando merupakan prinsip menejemen yang menyatakan bahwa tiap-tiap orang harus melapor kesatu menejer saja. Kita tidak mungkin membahas rantai komando tanpa membahas tiga konsep lain yaitu wewenang,tanggung jawab dan kesatuan komando. Wewenang mengacu pada hak-hak yang melekat pada posisi manajerial tertentu yang memberitahu orang apa yang harus dilakukan dan mengaharapkan orang itu melakukannya . untuk mempermudah koordinasi dan pengambilan keputusan , para manajer organisasi menjadi bagian dari rantai komando itu dan di anugeragi dengan kadar wewenang tertentu guna memenuhi tanggung jawabnya. Sewaktu para manajer mengoordinasi dan memadukan pekerjaan para karyawan , para karyawan tersebut menanggung kewajiban untuk melaksanakan tugas yang di bebankan. Kewajiban atau harapan untuk mkelaksanakan itu dikenal sebagai tanggung prinsip kesatuan komando membantu melestarikan konsep garis wewenang yang terus menerus. 4. Rentang Kendali Merupakan jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang menejer secara efisian dan efektif. Pandangan kontemporer mengenai rentang kendali mengakui bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi jumlah karyawan yang memadai yang dapat dikelola seorang menejer secara efisien dan itu meliputi keahlian dan kemampuan menejer serta karyawan dan juga sifat pekerjaan yang sedang dikerjakan. Contohnya, makin banyak latihan dan pengalaman yang dimiliki karyawan, makin sedikit pengawasan langsung yang mereka perlukan. Oleh karena itu, para menejer dengan karyawan yang terlatih dan pengalaman baik dapat berfungsi cukup baik pada rentang yang lebih luas. Variabel kontingensi lainnya yang akan menentukan rentang yang memadai mencakup kasamaan tugas-tugas karyawan, kerumitan tugas itu, jarak fisik dengan bawahan, seberapa besar , prosedur standarisasi yang diterapkan, kecanggihan sistem informasi, informasi organisasi, kekuatan budaya organisasi, dan gaya yang disukai oleh manejer. 5. Sentralisasi dan Desentralisasi Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah. Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat. Namun sentralisasi juga mempunyai keuntungan yaitu ï Keputusan komprehensif yang akan diambil. ï Penghematan dan lebih efektif Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi. Keuntungan desentralisasi ï· setiap manajer mempunyai keterbatasan terhadap jumlah informasi ï· ï· ï· Dapat menanggapi perubahan dengan cepat. Memberi masukan lebih rinci bagi pengambil keputusan. Memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan dlm pengambilan ï· keputusan. Memberi peluang pelatihan bagi manajer tingkat rendah. Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat. 6. Formalisasi Formalisasi yaitu sejauhmana organisasi menyandarkan dirinya pada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku dari para pegawainya. Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana pekejaan dalam organisasi itu distandarisasikan. Jika sebuah pekerjaan sangat diformalisasikan maka pemegang pekerjaan itu hanya mempunyai sedikit kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan, bilamana mengerjakannya dan bagaimana harus demikian formalisasi adalah suatu ukuran tentang standarisasi. Formalisasi akan diukur dengan menentukan apakah organisasi tersebut mempunyai manual mengenai kebijakan dan prosedur, menilai jumlah keistimewaan peraturannya, melihat kembali uraian pekerjaan untuk melihat tingkat kerumitan. Jika kita berbicara mengenai formalisasi maka kita merujuk pada peraturan tertulis organisasi. Model Desain Organisasi 1. Model organisasi mekanistik Yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Henry Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan fungi pimpinan untuk mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model mekanistik yaitu ï· Prinsip Spesialisasi yaitu merupakan sarana terbaik untuk mendayagunakan tenaga individu dan kelompok. ï· Prinsip Kesatuan Arah yaitu semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan keahlian. ï· Prinsip Wewenang dan Tanggung jawab yaitu manager harus mendapat pendelegasian wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. ï· Prinsip Rantai Skalar yaitu hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya adalah rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi sampai dengan peringkat paling rendah. Rantai scalar adalah jalur keseluruhan komunikasi vertical dalam sebuah organisasi. 2. Model Organik Yaitu menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan tingkat tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi. Model organik desain organisasi merupakan kontars dari model mekanistik. Karakteristik dan praktek organisasi yang mendasari model organik sama sekali berbeda dari karakteristik dan praktek yang mendasari model mekanistik. Perbedaan yang paling mencolok antara kedua model itu berasal dari criteria keefektifan yang berbeda yang ingin diusahakan sebesar-besarnya oleh masing-masing model. Jika model mekanistik berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara maksimum, maka model organik berusaha untuk mencapai keluwesan dan keadaptasian yang maksimum. Organisasi organik bersifat luwes dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain organisasinya mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia. Proses dalam organisasi organik ï· Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan. ï· Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi. ï· Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping. ï· Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental. ï· Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok. ï· Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis. ï· Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri. Tabel perbedaan organisasi mekanistik dan organisasi organik Proses Kepemimpinan Struktur Mekanistik Tidak ada rasa percaya Struktur Organik Memiliki rasa dan keyakinan. percaya dan Bawahan tidak keyakinan merasa bebas antara atasan mendiskusikanma dan bawahan salah pekerjaan dalam semua dengan atasan hal. Bawahan yang sebaliknya merasa bebas manarik ide dan mendiskusikan pendapat mereka. dengan atasan yang sebaliknya menarik ide dan pendapat Motivasi Komunikasi Langkah hanya fisik, mereka. Langkah penuh keamanan, dan dengan motif ekonomi motivasi melalui melalui penggunaan penggunaan sanksi dan partisipasi. ancaman. Sikap Sikap lebih tidak mendukung mendukung pada organisasi pada terjadi diantara organisasi dan karyawan. Informasi mengalir ke tujuan. Informasi mengalir bawah dan bebas ke cenderung seluruh terdistorsi tidak organisasi, akurat, dan atas, bawah dipandang dan ke mencurigakan samping. oleh bawahan. Informasi akurat dan Interaksi Keputusan Tertutup dan terbatas. tidak distorsi. Terbuka dan Bawahan hanya ektensif. Baik memberi efek atasan dan yang kecil pada bawahan dapat tujuan mempengaruhi departemen, tujuan, metode metode dan dan aktivitas. aktivitas. Relatif sentralisasi. Terjadi hanya Relatif desentralisasi. pada posisi Terjadi pada puncak organisasi. semua tingkat melalui proses Penetapan Tujuan Dilokasikan pada kelompok. Mendorong organisasi puncak, partisipasi tidak mendorong dalam partisipasi menetapkan kelompok. sasaran yang tinggi dan Pengendalian Tujuan Kinerja Sentralisasi. realistik. Tersebar di Penekanan pada organisasi. bentuk Penekanan menyalahkan atas pengendalian terjadinya sendiri dan kesalahan. pemecahan Rendah dan secara masalah. Tinggi dan aktif pasif dicari dicari atasan, manajer, yang yang tidak memahami menunjukkan kebutuhan komitmen atas komitmen pengembangan penuh untuk SDM organisasi. mengembangk an malalui pelatihan SDM organisasi. Faktor â Faktor Kontinjensi Faktor-fakor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah 1. Strategi dan Struktur Struktur organisasi harus memfasilitasi pencapaian sasaran organisasi. Karena sasaran organisasi merupakan bagian penting dari strategi organisasi. Perubahan dalam strategi perusahaan menghasilkan perubahan struktur organisasi yang mendukung strateginya. 2. Teknologi dan Struktur. Organisasi menyesuaikan struktur perusahan terhadap teknologi dengan mempertimbangkan seberapa rutinya teknologi merekan digunakan untuk mengubah input menjadi output. 3. Ukuran dan Struktur Banyak bukti menunjukkan bahwa ukuran organisasi mempengaruhi strukturnya. 4. ketidakpastian Lingkungan dan Struktur sebagian organisasi menghadapi lingkungan yang stabil dan sederhana dengan ketidakpastian yang rendah, sementara organisasi lainnya menghadapi lingkungan yang dinamis dan kompleks dengan banyak ketidakpastian. Desain Organisasi Tradisional dan Kontemporer Secara garis besar desain organisasi terbagi dua, antra lain 1. a. Desain organisasi tradisional Struktur sederhana Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban overload di puncak. b. Birokrasi Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. c. Struktur Matriks Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan. Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi fungsional dan departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka. Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan âmanajer departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda. 2. Desain organisasi kontemporer a. Struktur tim Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis. b. Organisasi virtual Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis secara detail. c. Organisasi nirbatas Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan. BAB III PENUTUP Kesimpulan Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi. Struktur organisasi-organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota organisasi. Desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain. Daftar Pustaka Stephen P. Robbins dan Marry Manajemen
Pengorganisasian(organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini : 1.
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengorganisasian organizing merupakan proses penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Pengorganisasian dilakukan untuk mencapai sasaran strategis dari sebuah organisasi yang harus dimulai dengan beberapa tahap, salah satunya yaitu proses mendesain organisasi. Pola hubungan spesifik dalam proses ini disebut struktur organisasi. Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Menurut Robbins dan Coulter 2007284, Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Teori mengatakan bahwa ada pengaruh dari struktur organisasi terhadap kinerja karyawan di suatu perusahaan, tergantung pada bentuk struktur organisasi yang dipakai perusahaan tersebut. Struktur organisasi perusahaan cenderung berbeda. Struktur organisasi yang lazim digunakan adalah struktur sederhana, birokrasi dan struktur matriks. Secara spesifik, struktur hendaknya mengikuti strategi. Menurut Chandler dalam Robbins 2003183, Jika manajemen membuat suatu perubahan yang penting dalam strategi organisasi, struktur akan perlu dimodifikasikan untuk mengakomodasikan dan mendukung perubahan ini. Universitas Sumatera Utara 2 Bentuk struktur organisasi yang beraneka cenderung mempengaruhi dimana tiap-tiap bentuk struktur organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahannya masingmasing. Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu mempunyai bentuk struktur organisasi yang bersifat fungsional, sehingga pembagian tugas jelas mengingat besarnya probabilitas pengembangan spesialisasi. Hal ini menunjukkan bahwa struktur organisasi yang digunakan Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu cenderung ke arah birokrasi, dimana struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai lewat spesialisasi, aturan dan pengaturan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam departemen-departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando Robbins, 2003176 Trahant 199786 mengemukakan âChange isnât something. Youâve got to involve peopleâs bodies and souls if you want your change effort to workâ. Perubahan pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu harus memperhatikan dan melibatkan seluruh komponen yang ada termasuk pegawai. Untuk itu pengelolaan sumber daya manusia menjadi bagian yang strategis dan menentukan. Antara organisasi dan pegawai merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan yang bersifat simultan dan harus seimbang. Artinya pada satu sisi, pegawai harus dikelola dalam kerangka alur kepentingan organisasi, di sisi lain kegiatan organisasi harus dapat memperhatikan kepentingan dan kebutuhan yang diharapkan Universitas Sumatera Utara 3 pegawai. Hal ini dilakukan dengan mapping pemetaan pegawai bagi seluruh pegawai Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu dari tingkatan pelaksana sampai dengan pejabat Esselon dalam rangka menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuannya right man on the right job. Perubahan struktur organisasi terjadi pada tahun 2008, dimana dalam menangani perancangan struktur organisasi Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu menggunakan dua komponen yaitu departementasi dan formalisasi. Departementasi maksudnya adalah dasar yang dipakai dalam pengelompokan pekerjaan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikoordinasikan dengan lebih baik dimana Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu menambahkan bidang kelompok jabatan fungsional yang dibawahi langsung oleh Kepala Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu. Formalisasi adalah suatu tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan. Jika pekerjaan sangat diformalkan, pelaksana pekerjaan hanya punya sedikit keleluasaan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana seharusnya mengerjakannya dimana posisi bagian tata usaha berganti nama menjadi sekretaris dan ditambahnya bidang kelompok jabatan fungsional yang seluruh kegiatannya harus sesuai prosedur yang terdefinisi dengan jelas pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu. Universitas Sumatera Utara 4 Berikut struktur organisasi Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu menurut PERDA no 3 tahun 2001 sebelum perubahan Kepala Dinas Lampiran II PERDA PROPINSI SUMATERA UTARA NOMOR 3 TAHUN 2001 TANGGAL 31 JULI 2001 Wkl. Kepala Dinas KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BAGIAN TATA USAHA Drainase/pkp/Air Bersih Bangunan Gedung Penataan Ruang SUBBAG UMUM SUBDIS BINA PENATAAN RUANG SUBDIS BINA PENGEMBANGAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN SEKSI SURVEY DAN PEMETAAN SEKSI METROPOLITAN DAN KOTA BESAR SEKSI PERENCANAAN TATARUANG SEKSI SEDANG DAN KOTA KECIL SEKSI PEMANFAATAN &PENGENDALIAN RENCANA TATA RUANG SEKSI SUBBAG KEUANGAN SUBBAG KEPEGAWAIAN SUBDIS BINA PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SUBDIS BINA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN SEKSI PERUMAHAN RAKYAT SEKSI PENDATAAN DAN PENGATURAN SEKSI PENGEMB. PERMUKIMAN BARU DAN FASILITAS PENDANAAN SEKSI TATA TEKNIK DAN KONSTRUKSI SEKSI PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN SEKSI PENINGKATAN KUALITAS DAN PEMULIHAN DAMPAK BENCANA SUBBAG ORG & HUKUM SUBDIS BINA PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT SEKSI BADAN USAHA DAN KOPERASI SEKSI POKMAS SEKSI KEMNITRAAN SEKSI PELATIHAN DAN PENYULUHAN SEKSI PEMELIHARAAN DAN REHABILITAS SEKSI BERSIH DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN UPT KEPALA UNIT PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN RUMAH SEWA KASUBAG TATA USAHA SEKSI STUDI KELAYAKAN DAN PERENCANAAN SEKSI PENGADAAN DAN PEMBANGUNAN KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL I KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL III KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL IV KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL V KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL VI KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA SEKSI PEMBINAAN-A BINJAI/LANGKAT SEKSI PEMBINAAN-A UNGUN SEKSI PEMBINAAN-A LABUHAN BATU SEKSI PEMBINAAN-A SIBOLGA SEKSI PEMBINAAN-A PUAN SEKSI PEMBINAANA NIAS UTARA SEKSI PEMBINAAN-B ASAHAN SEKSI PEMBINAAN-B TAPANULI TENGAH SEKSI PEMBINAAN-B MEDAN/DELI SERDANG SEKSI PEMBINAAN-B KARO/TOBASA SEKSI PEMBINAAN-C TEBING TINGGI SEKSI PEMBINAAN-C DAIRI SEKSI PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN SEKSI PENDAMPINGAN DAN PENGHUNIAN KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL II SEKSI PEMBINAAN-C TANJUNG BALAI SEKSI PEMBINAAN-B MADINA SEKSI PEMBINAANB NIAS SELATAN SEKSI PEMBINAAN-C Gambar Struktur Organisasi Distarukim Menurut PERDA No. 3 Tahun 2001 Universitas Sumatera Utara 5 Berdasarkan PERDA No. 8 pada tahun 2008, Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu melakukan perubahan struktur organisasi sebagai berikut Lampiran II PERDA PROPINSI SUMATERA UTARA NOMOR 8 TANGGAL 28 november 2008 Kepala Dinas KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM BIDANG PENATAAN RUANG BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG TATA BANGUNAN DAN JASA KONTRUKSI SUB BAGIAN PROGRAM BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN SEKSI PEMBINAAN TATA RUANG SEKSI PEMBINAAN PERUMAHAN SEKSI PEMBINAAN BANGUNAN GEDUNG SEKSI PENGEMBANGAN AIR MINUM SEKSI PERENCANAAN DAN PEMANFAATAN RUANG SEKSI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN SEKSI TATA TEKNIS DAN KONTRUKSI BANGUNAN GEDUNG SEKSI PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN SEKSI PEMBANGUNAN KAWASAN SEKSI PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKSI PENGEMBANGAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN SEKSI PENGENDALIAN TATA RUANG UPT - UPT PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN - UPT PENGELOLAAN RUMAH SEWA UPT KEPALA UNIT PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN RUMAH SEWA KASUBAG TATA USAHA SEKSI STUDI KELAYAKAN DAN PERENCANAAN SEKSI PENGADAAN DAN PEMBANGUNAN SEKSI PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN SEKSI PENDAMPINGAN DAN PENGHUNIAN KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL I KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL II KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL III KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL IV KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL V KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL VI KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA SEKSI PEMBINAANA BINJAI/LANGKAT SEKSI PEMBINAAN-A LUNGUN SEKSI PEMBINAAN-A LABUHAN BATU SEKSI PEMBINAAN-A SIBOLGA SEKSI PEMBINAAN-A PUAN SEKSI PEMBINAAN-A NIAS UTARA SEKSI PEMBINAAN-B KARO/TOBASA SEKSI PEMBINAAN-B ASAHAN SEKSI PEMBINAAN-B TAPANULI TENGAH SEKSI PEMBINAAN-B MADINA SEKSI PEMBINAAN-B NIAS SELATAN SEKSI PEMBINAAN-C DAIRI SEKSI PEMBINAAN-C TANJUNG BALAI SEKSI PEMBINAAN-B MEDAN/DELI SERDANG SEKSI PEMBINAAN-C TEBING TINGGI SEKSI PEMBINAAN-C Gambar Struktur Organisasi Distarukim Menurut PERDA No. 8 Tahun 2008 Universitas Sumatera Utara 6 Sejak adanya perubahan struktur organisasi pada tahun 2008, beberapa program telah tersusun dan dapat dicapai dengan optimal dari tahun 2007 sampai dengan 2011 hal tersebut dapat di lihat pada Tabel berikut ini Tabel Program Kerja dan Pencapaian Pencapaian No. Indikator 2007 % 2008 % 2009 % 2010 % Program Terkait Peningkatan 86 88 87 89 Infrastruktur Pedesaan 2 Program Pembangunan Perkotaan 68 69 68 70 Program Peningkatan 3 Pembangunan Perumahan dan 75 75 81 83 Permukiman 4 Program Penataan Ruang 70 75 73 76 Sumber Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu, Medan 2012. 1 2011 % 85 75 85 80 Berdasarkan Tabel di ketahui bahwa 1. Program Terkait Peningkatan Infrastruktur Pedesaan dari tahun ke tahun. Tahun 2010 mencapai tertinggi, yaitu sebesar 89% sementara 2011 merupakan pencapaian terendah, yaitu sebesar 85%. 2. Program Pembangunan Perkotaan dari tahun ke tahun berfluktuasi. Tahun 2011 merupakan pencapaian tertinggi yaitu sebesar 75% sementara tahun 2009 dan 2007 merupakan pencapaian terendah sebesar 68%. 3. Program Peningkatan Pembangunan Perumahan dan Permukiman dari tahun ke tahun. Tahun 2011 merupakan pencapaian tertinggi yaitu sebesar 85% sementara tahun 2007 dan 2008 merupakan pencapaian terendah sebesar 75% Universitas Sumatera Utara 7 4. Program Penataan Ruang dari tahun ke tahun berfluktuasi. Tahun 2011 merupakan pencapaian tertinggi sebesar 80% sementara tahun 2007 merupakan pencapain terendah sebesar 70%. Dari fenomena diatas menimbulkan pertanyaan apakah ada pengaruh perubahan organisasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu. Menurut Hunger dan Wheelen 2002186, Keberhasilan organisasi cenderung mengikuti pola pengembangan sebagaimana organisasi itu tumbuh dan berkembang, oleh sebab itu sebelum perencanaan berperan dalam mewujudkan kinerja, organisasi perusahaan harus di struktur dengan tepat guna pencapaian tujuan organisasi. Kinerja diartikan sebagai suatu pola tindakan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan, yang diukur berdasarkan perbandingan dengan berbagai standar. Collins, 200213. Penurunan kinerja pegawai dalam suatu organisasi umumnya dipengaruhi oleh pola penempatan orang-orang yang tidak sesuai dengan bidang dengan hal ini, Sitanggang 1997139 mengemukakan bahwa orang-orang yang mempunyai keahlian spesialisasi adalah tenaga yang langka dan sangat diperlukan, tetapi bila ditempatkan pada lingkungan atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya maka hasil yang didapat dari tenaga tersebut sebenarnya tidak menguntungkan. Selain ketepatan penataan keahlian menurut bidang, juga perlu keserasian penempatan keahlian menurut tingkatnya. Universitas Sumatera Utara 8 Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu merupakan salah satu instansi teknis yang ditetapkan sebagai pelaksana dan pengembang tugas serta kewenangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam bidang Penataan Ruang dan Permukiman, dan mengimplentasikan kebijakan yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan pembangunan di Provinsi Sumatera Utara. Seiring perkembangan kondisi lingkungan yang selalu berubah, Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu sebagai instansi teknis pemerintah perlu melakukan perbaikan sistem, mekanisme kerja dan performance lembaga. Hal ini diperkuat dengan banyaknya pandangan negatif dari pengamat lingkungan dan masyarakat umum terhadap buruknya kinerja pegawai Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu. Dalam rangka memperbaiki citra Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu dan berdasarkan hal yang telah diuraikan sebelumnya, Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu merasa perlu melakukan perubahan. Reformasi yang dilakukan oleh Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu ini bersifat menyeluruh dan komprehensif, yang meliputi perubahan struktur organisasi yang berbeda dengan Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu pada sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 9 Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka penulis sangat tertarik melakukan penelitian dengan judul âPengaruh Perubahan Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil PNS Pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utaraâ. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah dan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut âApakah perubahan struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil PNS pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara?â Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perubahan struktur organisasi terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil PNS Pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara. 1. Manfaat Penelitian Bagi Perusahaan Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan kinerja pegawai melalui perwujudan variabel yang mempengaruhinya. Universitas Sumatera Utara 10 2. Bagi Peneliti Menambah dan memperluas pengetahuan peneliti dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya yang berhubungan dengan pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja pegawai. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada bidang lain di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara
67% found this document useful 3 votes6K views27 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?67% found this document useful 3 votes6K views27 pagesMakalah Struktur Dan Desain OrganisasiJump to Page You are on page 1of 27 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 15 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 20 to 25 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
13 Tujuan Pembahasan Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu : 1. Untuk mengetahui definisi organisasi dan struktur organisasi 2. Untuk mengetahui pentingnya kordinasi 3. Untuk megetahui pengertiuan perkajian kerja 4. Untuk mengetahuii definisi diferensiasi dan integrasi 5. Untuk mengetahui departementalisasi 6.
Makalah PengorganisasianN0% found this document useful 0 votes14 views9 pagesOriginal TitleMakalah_PengorganisasianNCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes14 views9 pagesMakalah PengorganisasianNOriginal TitleMakalah_PengorganisasianNJump to Page You are on page 1of 9 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 8 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
.